Rabu, 07 September 2016

Amalan Singkat Pahala Berlipat

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji hanya milik Allah. Salawat serta salam kita limpahkan kepada Nabi Akhir Zaman, Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliaulah yang telah membawa kita dari gelapnya zaman jahiliyah menuju zaman islam yang terang benderang.

Akhii wa ukhtii fillah...
Rasulullah saw bersabda “Dengan mengucapkan Subhanallah 100 kali. Dengan mengucapkan Alhamdulillah 100 kali. Dengan mengucapkan La ilaha Illallah 100 kali. Dengan mengucapkan Allahu Akbar 100 kali, ini lebih baik bagiku dari pada apa yang disinari matahari”

Wahai saudara/saudariku, jika kita mampu mengucapkan dengan benar kalimat-kalimat di atas dan menghitung waktunya, kita hanya butuh waktu 10 menit untuk membacanya. Allahu Akbar..... Hanya dengan 10 menit, kita bisa mendapatkan kebaikan dan pahala yang dahsyat melebihi dari apa yang disinari oleh matahari. Itu artinya lebih baik dari dunia dan seisinya. Lebih baik dari ferrari yang kita punya. Lebih baik dari perhiasan, permata, bahkan belanjaan yang kita beli selama ini. MasyaAllah.... Subhanallah... Gunakan hari-hari antum untuk membaca kalimat-kalimat suci hanya dalam 10 menit.

Rasulullah juga memberitahu kepada kita hal berikutnya. Subhanallah sangat indah. Saudara/saudariku harus memperhatikan hal yang satu ini. Rasulullah bersabda kepada istrinya, Juwairiyah r.a. Istrinya sangat khawatir tentang akhirat. Pada suatu hari Rasulullah beserta para sahabt shalat subuh berjamaah, sedang istrinya berada di belakang masjid ikut berjamaah juga. Setelah shalat subuh, Rasulullah kemudian keluar dari masjid dan melewati istrinya, Juwairiyah r.a. yang masih duduk di sudut masjid. Rasulullah keluar untuk melaksanakan kegiatan rutinnya.

Waktu dzuhur telah tiba. Rasulullah pun kembali ke Masjid untuk melaksanakan shalat. Apakah saudaraku mengetahui berapa jam telah berlalu? 6 jam telah berlalu wahai akhii wa ukhtii. Dan Rasulullah masih melihat istrinya yang masih duduk di tempat yang sama sewaktu Rasul melihat istrinya di subuh tadi. Rasulullah kemudian bertanya kepada istrinya “Ya Juwairiyah, apa yang kau lakukan di sini?” Istrinya berkata “Ya Rasulullah. Aku telah berdzikir kepada Allah sejak kau melihatku terakhir kali sampai saat ini”. Allahu Akbar. 6 jam berdzikir kepada Allah azza wajalla. Masya Allah.....

Rasulullah kemudian bersabda kepada istrinya “Andaikata kamu mengucapkan kalimat seperti yang kuucapkan selama 3 kali, maka kau akan mendapatkan pahala seperti kau duduk di sini dan berdzikir kepada Allah dari subuh sampai dzuhur”. Allahu Akbar. Ini adalah hadits shahih muslim. Apakah saudaraku mengetahui kalimat apakah itu? Rasulullah melanjutkan sabdanya “Kalimat itu adalah Subhanallahi wa bihamdihi. ‘Adada khalqihi. Wa ridha nafsihi. Wa zinata ‘arsyihi. Wa midada kalimatih”. Hanya 15 detik untuk membacanya, kita mendapatkan pahala yang sama dengan kita berdzikir selama 6 jam. Allahu Akbar.

Apa arti kalimatnya? Subhanallahi wa bihamdihi “Aku bersaksi bahwa Allah Maha Suci, Allah Maha Sempurna dari segala yang tidak sempurna, Allah terlepas dari semua itu dan aku memuji-Nya” berapa kali kita memuji Allah? “ ‘adada khalqihi”. Kita memuji Allah ‘azza wajalla sebanyak ciptaan-Nya. Betapa banyak ciptaan Allah, baik itu jin, malaikat, manusia, semua ikan yang ada di lautan, semua semut yang ada di dunia ini,  bahkan semua angin yang bertiup di seluruh dunia. Dengan membaca kalimat ini sebanyak 3 kali dengan ikhlas, maka kita telah mensucikan dan memuji Allah sebanyak ciptaan-Nya.

Wa ridha nafsihi “dan diridhoi oleh-Nya”. Dengan mengucapkan kalimat ini sebanyak 3 kali, sampai Allah tidak meridhoi, maka kita tidak akan berhenti memuji-Nya sampai Allah ridho kepada kita, wa ridha nafsihi. Wa zinata ‘arsyihi “dan seberat singgasana-Nya”. Dengan mengucapkan kalimat ini sebanyak 3 kali, itu berarti kita telah memuji-Nya sebanyak berat singgasana Allah azza wajalla. Kita pun tidak mengetahui seberapa berat singgasana Allah azza wajalla. Allahu Akbar....
Wa midada kalimatih “dan sebanyak firman-firman-Nya”. Allah azza wajalla berfirman dalam surah Al-Kahfi ayat 109 dan surah Luqman ayat 27 yang berbunyi ;



Allahu Akbar....
Betapa luasnya ilmu Allah dan betapa banyaknya firmannya. Bahkan jika pohon dijadikan pena dan lautan dijadikan sebagai tintanya, maka akan habis terlebih dahulu lautan sebelum selesai dituliskan firman Allah. Jadi, dengan membaca doa tersebut sebanyak 3 kali dengan ikhlas, itu berarti kita telah memuji-Nya sebanyak firman-firman-Nya. Allahu Akbar walillahil hamdu.

Doa tersebut bisa kita baca kapan saja. Sebenarnya masih banyak amalan-amalan kecil yang sebenarnya di sisi Allah itu mempunyai pahala yang sangat besar. Namun, hanya ini yang dapat saya sampaikan. Apabila ada kebenaran, sungguh yang demikian itu datanya dari Allah Robbul ‘izzati. Dan bila ada kesalahan, itu nyata datangnya dari diri saya sendiri. Sungguh Allah Maha Perkasa lagi Maha Agung.

Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabaraktuh....



Jumat, 19 Agustus 2016

Sakratul Maut Pasti Ada

Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.. Salam kesejahteraan semoga tetap tercurahkan untuk kita semua. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Rabbul ‘Alamin. Dialah yang senantiasa memberikan nikmat-Nya kepada kita semua yang tak akan pernah bisa kita hitung. Shalawat dan Salam hormat senantiasa kita kirimkan kepada junjungan besar kita, penutup para Nabi, Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wasallam. Beliaulah yang telah menggulung tikar-tikar kekafiran dan menghamparkan permadani-permadani islam.

Akhii wa ukhtii fillah.. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya setiap jiwa akan merasakan yang namanya kematian.  Meski begitu, sebelum datang hari yang sungguh mengerikan (hari kiamat), akan datang suatu masa yang mana ruh akan dicabut dari ubun-ubun seseorang. Ruh itu akan dicabut dari ilusi dan penipuan (dunia) ke suatu tempat dimana terdapat azab yang pedih lagi hina yaitu neraka atau ke tempat yang penuh dengan kesenangan dan kenikmatan yaitu surga yang tinggi.  Sungguh, datanglah sakratul maut dengan sebenar-benarnya. Inilah yang dahulu hendak kita hindari.
Itulah waktunya, dimana seseorang melayangkan pandangan terakhirnya kepada anak laki-laki dan perempuannya. Itulah waktunya, dimana seseorang melayangkan pandangan terakhirnya kepada saudara/saudarinya. Melayangkan pandangan terakhirnya kepada dunia ini.
Sungguh, perkara (kematian) ini merupakan perkara yang orang kafir dan dzalim pun percaya akan kedatangannya. Lezatnya dunia benar-benar tergantikan dengan sakitnya sakratul Maut yang terasa dari ujung rambut hingga ujung kaki. Taring-taring kematian sangat terlihat jelas dari wajahnya. Dan dari dalam kuburnya, terdengar suara rintihan dan hembusan nafas. Kemudian, waktu demi waktupun dijalani oleh seorang calon penghuni akhirat. Ruh seorang hamba yang sholeh akan ditasbihkan berpindah dari dunia yang fana menuju negeri akhirat yang kekal. Kematian merupakan waktu yang menentukan. Saat-saat yang mendebarkan itu pun mewafatkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Kematian pun tiba. Tak ada yang dapat mengakhirkannya dan tidak ada pula yang mampu mendahulukannya. Saat kematian tiba, disaat itulah orang-orang menyadari betapa hinanya hidup di dunia ini. Betapa hinanya ia karena telah durhaka kepada Tuhan Yang Maha Penyayang. Kepedihan yang hebat dan penyesalan yang sangat besar pun tiba. Pada saat itu, semua orang bertanya apakah aku akan mendengar seruan menuju neraka atau seruan menuju surga. Dalam sekejap itupun, ruh akan kembali kepada penciptanya Yang Maha Besar lagi Agung.
Andai saja saudara/saudariku sekalian mengetahui! Bahwasanya kematian telah merenggut jiwa orang shaleh dari tidurnya. Dengan sekejap, ruh orang-orang shaleh akan dipindahkan dari yang hina (dunia) menuju tempat yang penuh kesenangan yaitu surga yang tinggi nan abadi. Di sana mereka merasakan kenikmatan, bangunan-bangunan yang mengagumkan dan indah dan para bidadari yang cantik jelita. Laa ilaha illallah...
Wahai hamba Allah. Ingatlah kematian. Jangan biarkan ada anggapan dalam hati kalian untuk terus berbuat dosa. Dosa kecil yang dilakukan terus-menerus akan menjadi dosa yang sangat besar. Bahkan dosa kecil yang dilakukan berulang kali akan lebih besar dari pada gunung. Jangan menganggap bahwa “sekarang saya masih mau berbuat dosa. Urusan tobat mah belakangan. 5 menit sebelum aku matipun aku masih bisa bertaubat”. Jika kita beranggapan seperti itu, sama saja kita membuat rencana untuk mendurhakai Allah. Kita bisa membuat rencana, tetapi ingatlah Allah pun membuat rencana dan Allah-lah sebaik-baik pembuat rencana.
Kematian merupakan perkara yang pasti. Kedatangannya pun secara tiba-tiba. Tak ada yang menyadari bahwa perkara yang nanti akan membuatnya tidak bersama dengan keluarganya itu telah tiba.
Adz-dzahabi dalam kitabnya pernah menceritakan beberapa orang yang wafat dalam su’ul khatimah (akhir yang buruk). Adz-dzahabi berkata “Dia adalah seorang yang senang bermain catur. Dipenghujung hidupnya, orang-orang di sekitarnya menuntunnya untuk mengucapkan Laa ilaha illallah. Namun orang itu tak mampu mengucapkannya. Dan kemudian sebelum ia meninggal, ia terus mengucapkan “skakmat, skakmat, skakmat” dan kemudian orang itupun meninggal”
Adz-dzahabi pun menceritakan orang yang lain “Dia adalah seseorang yang suka mabuk-mabukan. Dipenghujung hidupnya, orang-orang di sekitarnya menuntunnya untuk mengucapkan Laa ilaha illallah. Namun orang yang sakarat itu hanya mengatakan “berikan aku botolnya. Aku ingin mabuk (khamr)”. Lalu orang itupun meninggal”
Na’udzu billah. Kita berlindung kepada Allah. Sebenarnya orang itu mampu mengucapkan Laa ilaha illallah. Lidahnya tidak cacat sedikitpun. Namun Allah-lah yang tidak memberikan izin untuknya. Allah tidak memberikan taufiq kepadanya. Mereka tidak mempunya goresan Laa ilaha illallah dalam hidupnya. Mereka tidak mempunyai niat untuk menyembah Allah hingga akhir hayatnya.
Saya juga pernah mendengar ceramah seorang ulama yang menceritakan kisah nyata seorang kakek yang sedang sakaratul maut. Ulama itu berkata “Kami mengunjungi seorang kakek yang sedang sekarat. Lalu kami melihat dan mendengar semua orang yang berada di dalam rumah kakek itu sedang mendengarkan musik ummu kultsum dengan keras. Ummu Kultsum merupakan seorang penyair arab. Kakek itu sedang berada di penghujung hidupnya, sedang tape-recordernya masih berada di kedua telinganya mendengarkan lagu ummu kultsum dengan volume keras. Tiba-tiba seorang sheikh masuk ke rumah itu dan memberitahu mereka “Ittaqullah <bertaqwalah kepada Allah>. Sungguh dia sedang sekarat sedangkan kalian mendengarkan lagu”. Kemudian mereka menggantikan lagu ummu kultsum dengan kaset Al-Quran. Ketika kakek itu mendengarkan Quran, ia berkata “matikan itu! Masukkan kaset ummu kultsum kembali karena ia menenangkan hatiku” lalu kakek itupun meninggal”
Akhii wa ukhtii fillah...
Ketika kita terbiasa melakukan sesuatu, maka kita akan meninggal karena hal itu. Janganlah kita berpikir kita bisa mengakali Allah Subhanahu wata’ala. Kita harus mempunyai rasa takut. Orang yang merasa aman dari azab Allah, mereka itulah orang-orang yang kalah. Takut merupakan kualitas integral orang muslim. Kita harus mempunyai rasa takut untuk menjadi mukmin yang sejati.

Sekian pesan Islam yang sempat saya sebarkan untuk saudara/saudariku sekalian. Semoga bermanfaat dan menyadarkan kita akan kematian. Syukron. Wassalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.